Kamis, 30 April 2015

Behind the scene : Belitung Superb Beach

Ada puluhan foto atau mungkin ratusan foto yang saya jepret selama di Belitung, di sini saya ingin berbagi foto-foto paling berkesan di setiap spot, yang cukup bisa berbicara, 'Belitung Superb Beach'

1. Tanjung Kelayang, "Where story begins"


"Welcome to Belitong", tulisan besar yang menyambut setiap pengunjung pantai ini. Pantai Tanjung Kelayang adalah pantai tempat kapal-kapal wisata kepulauan belitung barat berlabuh, dan bersandar dengan mengikat pada tonggak kayu yang banyak ditancapkan di pinggir pantai, seperti yang terlihat di foto :)
Untuk menjelajah kepulauan Belitung Barat, kapal-kapal kecil take off dari pantai ini.

2. Pantai Lengkuas, 'Survivor and The Light House'


Setelah terombang-ambing digoyang ombak selama sekitar 30menit, akhirnya sampailah kami di persinggahan pertama "Hopping Island" Belitung, yaitu pulau terluar di antara gugusan kepulauan kecil di Belitung Barat, yaitu Pulau Lengkuas. Di pulau ini ada saung kecil yang punya tempat duduk dan meja. Yang ingin duduk-duduk di situ dikenakan charge Rp 5.000/ orang. Untuk yang ingin snorkeling, langsung mengambil peralatan dan menuju kapal, berlayar lagi ke tengah laut, hanya dalam waktu sekitar 5menit, nahkoda kapal mengantar para survivor ke spot dengan kehidupan alam bawah laut yang menakjubkan. Pada saat para survivor menyembul di atas permukaan, seorang tour guide berhasil menjepret kami dengan latar belakang Pulau Lengkuas dengan mercusuarnya.

3. The Light House @Pulau Lengkuas, 'View from the top'


Ciri khas pulau ini yang tidak ada di kepulauan lainnya di area ini adalah adanya 'Light House', Mercusuar, bangunan tua yng berdiri pada abad 18, terdiri dari 18 lantai dan 313 anak tangga. Setelah snorkeling dan makan siang di Pulau Lengkuas, kami nekat melakukan 'uji fisik' dengan naik ke puncak mercusuar. Gempor....sudah pasti :) Namun dengan doa, niat dan sungguh-sungguh [lebay] , akhirnya kami berhasil sampai di puncak. Pemandangan dari puncak memang sangat menakjubkan. Hamparan lautan dengan air yang jernih, pulau dan kapal dan manusia di sekeliling pulau, mengingatkan lagi betaa kecilnya manusia ini, yang terbesar adalah kuasa Allah swt sang maha pengatur.

3. Pulau Batu Berlayar, "Story of turtle and coral reefs"


Pulau ini terdiri atas berbagai batu besar dan sangat besar dengan berbagai bentuk yang kokoh dan menjadi seolah sebuah mahakarya seni yang indah dari Sang Maha Pencipta. Di pulau ini kami melepaskan penyu, yang dibawa dari penangkaran di darat. Untuk menjaga penyu dari kepunahan, penyu dibesarkan dulu di darat, setelah cukup umur dan dinilai bisa survive di lautan, penyu baru dilepas. Selain itu kami juga melepas terumbu karang. Tanpa disadari, terumbu karang juga sangat penting dibudayakan karena terumbu karang adalah salah satu species penghasil utama oksigen. Foto ini adalah foto bersama teamwork di kantor, judulnya mungkin sedikit ga nyambung dengan fotonya, tapi bisa juga dibilang, kami ini para penyu yang berusaha survive di tengah persaingan bisnis, bersama teman-teman unit lain di kantor kami :)[lebay]

4. Pulau Pasir, 'Meet the starfish'


Pulau ini cukup unik, karena hanya muncul di permukaan pada pagi hingga siang hari. Masuk ke sore hari hingga malam hari, acapkali pulau ini hilang tertutup air laut. Diprediksi pulau ini suatu saat bisa selamanya tak terlihat lagi bila volume air laut bertambah sehingga ketinggiannya mencapai tinggi pulau. Keunikan pulau ini adalah kita bisa bertemu dengan bintang laut yang banyak terdampar di pulau ini.

5. Pantai Tanjung Tinggi, 'Laskar Pelangi'


Setelah kembali ke pantai tanjung kelayang, kami membersihkan badan, ganti baju kering, dan melanjutkan perjalanan darat menuju pantai Tanjung Tinggi. Pantai ini menjadi terkenal karena merupakan salah satu lokasi syuting film Laskar Pelangi. Di pinggir pantai dikelilingi gugusan batu besar yang sangat unik. Bahkan beberapa susunannya bisa membentuk gua kecil. Oiya untuk yang berwisata ke Belitung, pada saat singgah ke pantai tanjung tinggi bisa menunaikan sholat, ada mushola kecil di dekat lokasi parkir kendaraan.

6. Danau Kaolin, 'Tosca'


Saat membaca itinerary, saya pikir danau kaolin ini seperti kawah putih, atau tangkuban perahu, bus akan berhenti di tempat parkir khusus, lalu kita harus berjalan masuk ke lokasi wisata. Tetapi ternyata danau ini seperti penambangan intan di Kalimantan Selatan. Bukan tempat wisata, hanya suatu danau di pinggir jalan raya, namun keindahannya luar biasa. Airnya berwarna tosca, dikelilingi pasir putih. Di beberapa bagiannya bahkan menyembul gundukan seperti pulau-pulau kecil di tengah danau. Di belakangnya ada beberapa alat berat. Namun ternyata keindahan itu sesungguhnya adalah salah satu bentuk kerusakan lingkungan.
Dari salah satu web pariwisata Belitung, dikisahkan...
Kaolin (clay) adalah salah satu kekayaan tambang dari Belitung. Penambangan ini memberi banyak sekali lapangan pekerjaan untuk masyarakat Belitung. Seluruh hasil tambang kaolin dikapalkan ke luar pulau Belitung untuk bahan baku pabrik cat dan kosmetik. Tetapi dampak negatif dari penambangan ini seperti yang anda lihat, adalah kerusakan lingkungan, sama seperti penambangan timah. Kerusakan menjadi lebih parah ketika kegiatan tambang ini juga mengotori aliran sungai-sungai besar di Belitung. Hal ini tentu saja bertentangan dengan kampanye pelestarian keindahan Belitung yang selalu kami serukan Belitung Superb Beach: Let's Keep It UnSpoiled !.

Belitung Adventure Apr 2015 ini dibantu oleh Imaji Tour, klik di sini

Minggu, 19 April 2015

Book review, Mar '15 : Khadijah

Khadijah, by Sibel Eraslan

Buku ini adalah hadiah di ulang tahun saya. Bahkan pemberinya pun seorang non-muslim. Rejeki memang tak pernah disangka dari mana datangnya.

Khadijah binti Khuwaylid, putri dari saudagar terkemuka di jamannya, ayahnya Khuwaylid dan ibunya Fatimah.

Khadijah telah dididik dengan ajaran bangun lebih pagi dan teguh dalam kesabaran. Beliau selalu berpijak pada kedua ajaran ayahandanya itu sepanjang hidupnya.

Sebelum menikah dengan Muhammad, Khadijah menikah 2x. Suami pertamanya adalah Abu Hala bin Zurara, yang dikarunai 2 anak laki2, Hala dan Hindun, setelah beliau meninggal, Khadijah menikah dengan suami kedua Atik bin Aziz, dikarunai seorang anak wanita bernama Hindun juga. Namun akhirnya berpisah karena tidak dapat bertahan dengan perangai keras Atik.

Setelah sekitar 8 tahun hidup sendiri bersama pembantunya Maesaroh dan saudaranya Asma, Khadijah bertemu dengan Muhammad yang awalnya adalah pemuda yang ditunjuk untuk membantu menjalankan bisnisnya. Akhirnya mereka menikah, dinikahkan oleh paman Khadijah yaitu Amru bin Asad.

Dikisahkan Khadijah yang begitu menyayangi suaminya, Khadijah yang tidak mau menikmati kenyamanan bila dia tahu Muhammad sedang dalam perjalanan. Khadijah yang selalu menjadi sandaran Muhammad setelah melalui hari-harinya menerima wahyu di gua Hira. Khadijah yang pertama kali bersyahadat, wudhu dan sholat. 

Bersama Muhammad, Khadijah dikaruniai 6 orang anak. Anak pertamanya Qasim, laki2, meninggal dunia saat masih bayi, yang kedua Zainab, wanita. Yang ketiga Ruqayah, keempat Ummu Kultsum, setelah itu Fatimah dan Abdullah, namun Abdullah juga meninggal dunia karena sakit pada saat masih kecil. Selain membesarkan anak kandung mereka sendiri, yang dibesarkan oleh Khadijah dan Muhammad adalah Zaid bin Haritsah seorang budak berusia 8 tahun yang dihadiahkan seorang keponakan kepada Khadijah yang diangjat sbg anak setelah Qasim meninggal , Zubair bin Awwam putra bibi Muhammad dan adik laki2 Khadijah, dan Ali bin Abu Thalib putra dari paman Muhammad, Abu Thalib.

Khadijah meninggal karena sakit, setelah terjadi pemboikotan atas Kakbah, sebelum meninggal Khadijah terus-menerus memberi salam pada suaminya dengan menyebut nama-nama indahnya. Kepergian Khadijah dan Abu Thalib hanya berselang 3 hari.

Beberapa kutipan yang menggambarkan keindahan Khadijah di buku ini, Khadijah adalah pakaian para dermawan, Rumah Khadijah seperti surga, Khadijah adalah Sayyidatun Nisa, Sayyidayun Quraisy, Dzuriyya, Tahira, yaitu Ibunda para wanita, tuan putri bangsa Quraisy, wanita yang bersih dan mulia.

Sabtu, 18 April 2015

Book review, Feb '15 : Bulan Terbelah Di Langit Amerika

Bulan ke-2 tahun 2015, pilihan saya masih pada bukunya Hanum Rais, tapi kali ini karya fiksi kolaborasi dengan suaminya, Rangga Almahendra.

Buku ini bercerita tentang tragedi American Airlines Flight 11 vs  Menara kembar World Trade Center - New York (hmmmmppff... sebelum baca lagi buku ini pun aku tak yakin WTC itu ada di amerika belahan mana), pada 11 September 2001, atau tragedi 9/11, "Nine-Eleven"

Inti cerita ini mengajak kita berandai-andai untuk menjawab pertanyaan : "Would the world be better without islam?". Dengan adanya tragedi itu, Islamophobia seolah telah menjangkit mayoritas penduduk dunia; tampak sulit untuk menjawab "No".

Buku ini membeberkan beberapa penggalan sejarah islam di amerika.

Malcolm X, seorang pejuang kulit hitam muslim. Jasanya diabadikan pada bangunan Malcolm X Memorial, The Shabazz Center, yang berlokasi di dekat Harlem, kawasan komunitas muslim di amerika.

Ground Zero Memorial, kompleks untuk mengenang tragedi 9/11. Di sana juga terdapat Ground Zero Mosque.

Koloni Melungeon, yang konon merupakan koloni yang terbentuk sebelum columbus sampai di benua amerika. Koloni yang merupakan pembauran kaum Moriscos, penduduk muslim dari Spanyol dengan pendatang Eropa, Afrika, dan juga suku Indian, penduduk asli benua amerika. Ada yang mengatakan, kuba berasal dari al-qubbah, karena dulu pada daerah tersebut columbus menemukan bangunan megah dengan bentuk menyerupai kubah masjid yang indah.
Intinya salah satu yang menyebabkan columbus menemukan amerika adalah karena mengejar kaum moriscos, muslim spanyol yang melarikan diri, asal muasal dari koloni melungeon.

Bahkan presiden Abraham Lincoln juga berdarah melungeon.

Berbicara sejarah amerika tidak akan bisa lepas dari sejarah islam.

Tragedi 9/11 adalah ujian kemanusiaan, diceritakan di buku ini, korbannya bukan hanya non muslim, tapi umat islam pun menjadi korban. Teroris hanyalah distorsi, bukan ajaran islam itu sendiri.

Islam dimaknai sebagai salam yang berarti kedamaian. Dunia tanpa islam adalah dunia tanpa kedamaian. Islam tanpa amalan adalah kehampaan. Amalan tanpa iman adalah kegelapan.

Semoga suatu saat bisa travelling ke US *wish*

Book review, Jan '15 : Berjalan Di Atas Cahaya

Buku ini saya pilih atas dasar kecintaan saya pada jalan-jalan.

Dengan memiliki rencana travelling, dapat menjaga semangat dalam setiap aktivitas saya selalu ter"maintain" dengan baik :)

Saya ingin tahu aja, hal positif apa yang bisa didapat dari "jalan-jalan" nya mbak hanum dkk saat berkelana di negeri orang

Buku ini dibuka dengan prolog yang dapat menjawab pertanyaan atas judul buku ini, ternyata berasal dari Qs Al Hadid : 28 "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Muhammad), niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan serta Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"

Buku ini mengedepankan salah satu hakekat travelling adalah taaruf, dimana pada setiap taaruf itulah cahaya dari Allah, cahaya yang menerangi gelapnya kebodohan, sehingga setiap manusia dapat belajar, menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi.

Ada beberapa cerita yang berkesan di buku ini.

Pertama seorang wanita karyawan pabrik yang tinggal di desa ipsach, kota biel, swiss. Dimana kota biel adalah tempat perusahaan jam tangan terkenal swiss, rolex. Wanita berdarah aceh, satu2 nya karyawan berhijab. Desa ipsach dan kota biel yang begitu tenang, kontras dengan hiruk pikuk kota para pengguna jam tangan yang hedonis. Wanita yang punya cita2 mulia kembali ke aceh untuk memajukan aceh, bila masanya telah tiba. Menginspirasi untuk mengaca kembali ke dalam diri, misi mulia apa yang saya miliki di balik hiruk pikuk kehidupan yang saya jalani saat ini.

Kedua adalah kota neerach, tempat tinggal seorang mualaf yang orang tuanya nasrani. Neerach memiliki berbagai kedai kejujuran yang menjual beraneka barang kebutuhan tanpa dijaga oleh penjual, hanya berprinsip kejujuran dan kepercayaan. Kejujuran dan kepercayaan, 2 hal yang harus dipelajari lagi oleh kaum hedonis masa kini. Kota neerach, swiss; bukanlah kota dengan sistem khilafah atau bahkan mayoritas beragama islam, namun prinsip islam digunakan di kesehariannya.

Beberapa pepatah disematkan pada beberapa cerita, di antaranya "the power of the crowd, the danger of the crowd", bahayanya bila kita hanya bisa jadi pengikut orang kebanyakan, tidak punya pendirian, padahal kita tidak tahu pasti apakah yang hakiki pada sesuatu yang kita lihat dari luar. Seperti islam, di buku ini beberapa golongan mengolok islam sebagai "his slam", karena melihat begitu banyaknya peraturan di agama islam, tanpa mengetahui makna dari perintah dan larangan yang ada. Mengingatkan kembali bahwa kita semua muslim adalah public relations bagi agama islam, untuk menunjukkan pada khalayak dengan segala tingkah laku kita, bahwa islam bukan teroris, bukan bom, islam tidak mengekang

Di beberapa cerita mengisahkan betapa berharganya sebuah masjid, seperti di st petersbug rusia, sebuah masjid biru, yang ternyata pada saat pengambilalihannya sebagai masjid ada andil presiden Soekarno, lalu masjid as salam di wina, yang baru terwujud setelah 10 tahun direncanakan. Hal-hal tersebut mengingatkan kembali di indonesia dimana Allah memudahkan pembangunan masjid, namun masjid tidak dimakmurkan.

Selain itu ada fakta yang dikutip di salah satu cerita seorang muslim di rusia, yang menyadari bahwa rezim komunis yang begitu besar akhirnya runtuh, tapi islam yang usianya bahkan berabad2 bukan runtuh melainkan menjadi the fastest growing religion in the world. Ini hanya salah satu tanda kebenaran, tidak punah dimakan waktu. Hal tersebut menguatkan iman saya atas islam.



One Month One Book

Untuk membaca Al Qur'an dengan istiqomah, salah satu metode yang digunakan adalah One Day One Juz, lalu kenapa One Month One Book? Karena ini tidak terkait membaca Al Qur'an :)

Salah satu resolusi saya tahun ini adalah "One Month One Book".

Selama ini apakah saya tidak membaca? Ya, tentu saja saya membaca. Tapi apakah saya ingat yang saya baca dan dapat hal positif dari yang saya baca? Hmmm...tidak yakin dengan ingatan saya. 
Maka itulah yang ingin saya improve di tahun ini.

Untuk memastikan isi buku yang saya baca tidak menguap begitu saja tanpa mengendap di kepala. Saya ingin memastikan diri saya untuk bisa tahu persis apa manfaat yang saya bisa petik dari buku yang saya baca dengan menulis review dan "pembelajaran" yang saya peroleh dari bacaan tersebut. Selain itu tentu saja karena "writing is the best way to remember". Salah satu artikel menyebutkan salah satu hasil research tentang mengingat apa yang sudah dibaca, "One of the most common threads in my research into remembering more of the books you read is this: 
- Take good notes. 
- Scribble in the margins as you go.
- Bookmark your favorite passages.
- Write a review when you’ve finished.

Dengan menulis review dan membagi tulisannya juga mungkin bisa bermanfaat bagi yang lain.

Kenapa saya pilih membaca sebagai resolusi untuk self improvement saya tahun ini?

Salah satu pepatah mengatakan, "You are the books you read, the films you watch, the music you listen to, the people you meet, the dreams you have, the conversations you engage in. You are what you take from these." (Author Unknown)

Pepatah yang lain mengatakan "The more that you read, the more things you will know. The more that you learn the more places you’ll go.”  This quote, which comes from Seuss’ book “I can Read with my Eyes Shut” published in 1978, reminds us that reading expands our minds and that the more we read, the more we will learn. And the more we learn, the more opportunities our newfound knowledge will open up for us". (Theodor Seuss Geisel (i/ˈɡaɪzəl/; March 2, 1904 – September 24, 1991) was an American writer and cartoonist.)

Malu rasanya di saat seseorang bertanya buku apa yang terakhir kamu baca, apa isinya? Dan saat itu saya tidak punya jawaban pasti, sedangkan agama saya jelas-jelas menyebutkan "iqro'!"

Membaca tentu saja banyak manfaatnya, salah satu artikel di huffingpost menyebutkan salah satu manfaat membaca , "A lifetime of reading might just help keep your brain in shape when you reach old age" , artikel lengkapnya ada di sini  
http://m.huffpost.com/us/entry/4081258

Jadi untuk misi fundamental "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni), maka supaya tetap bermanfaat di usia tua kelak tentu saja menghidari ketumpulan otak sedini mungkin.

Itulah kenapa one month one book menjadi salah satu resolusi tahun ini, barangkali untuk beberapa orang naif sekali, tapi untuk yang sudah jarang membaca semoga bisa menginspirasi.

Dan yang paling penting semoga resolusi ini bisa dijalankan secara konsisten dan achieve target :)

Artikel lainnya :