Senin, 16 November 2015

Ungkapan simpati, salahkah?

Ungkapan Simpati, salahkah?

Akhir-akhir ini ribut banget sosmed dengan ganti PP bendera prancis.
Kebetulan saya ikut ganti PP, jadi kepingin nulis sedikit.

Memang saya tidak tulis tagar #prayforparis; Kenapa? Boro-boro berdoa buat orang yang jauh... yang deket aja belum tentu... doa buat diri sendiri dan keluarga aja rasanya ga habis-habis... Hmmm abaikan... mungkin ini karena manajemen waktu saya aja yang kurang baik. Dan kalau ditanya, apa anda tidak berdoa untuk palestina, yang tiap hari kekejian terhadap muslim terjadi di sana? Well, itu adalah hubungan vertikal antara saya dengan Allah, tdk perlu saya klarifikasi. Terlebih terkait doa dalam islam, akan lebih baik bila kita mendoakan orang lain secara diam-diam, tanpa orang yang kita doakan mengetahuinya.

Kembali ke PP fb... Kalau menurut saya ya, pasang pp itu adalah suatu opsi praktis untuk menunjukkan simpati duka cita. Ibaratnya ada orang meninggal di jakarta, di jakarta banyaaak sekali penjual karangan bunga, bahkan bisa tinggal telpon, atau online delivery, jadi orang yang tak sempat melayat atau bahkan tidak tau nomor kerabat si meninggal yang bisa dihubungi, bisa pesan karangan bunga dengan mudah, dan praktis. Beda dengan kondisinya misal ada rekan tinggal di pedalaman papua, meninggal dunia. Opsi menunjukkan simpati dengan karangan bunga akan jadi tidak ada karena tidak memungkinkan, maka mungkin kita hanya bisa kirim SMS aja ke kerabatnya yang berduka, itu juga kalo kita tahu nomernya, kalau nggak?? Setidaknya dengan para keluarga korban tau, banyak yang bersimpati, mungkin bisa menguatkan mereka.
Menurut saya dengan saya, sebagai muslim, bersimpati, akan menunjukkan bahwa ajaran muslim yang saya tahu tidak mendukung tindakan keji seperti itu.

Tentang negara prancis, yang notabene ternyata punya beberapa catatan tindakan keji terhadap islam, lalu apakah benar kalau kita bela si teroris? Kalau menurut saya pribadi dengan kita membela teroris sama aja kita juga teroris. Apakah para korban itu adalah keluarga para penjahat yang ada hubungannya dengan berbagai rentetan tindakan keji yang pernah dilakukan "prancis" terhadap "islam"? Bahkan kita tidak tau persis itu prancis dan islam yang mana??
Tetap yang terbaik adalah berkhusnuzhon bahwa para korban adalah orang baik, selama tidak ada yang membuktikan bahwa para korban telah sebelumnya berbuat jahat pada para bomber, dan belum ada yang mengabarkan bahwa para korban adalah penjahat.

Nia,
Catatan di akhir hari,
17 Nov 2015

Rabu, 11 November 2015

Book review month 10 : "Rudy" by Gina S Noer

Rudy adalah salah satu buku kisah hidup BJ Habibie yang mengisahkan tentang perjuangannya untuk bersekolah, selain itu juga mengisahkan contoh cara yang dilakukan orang tua dengan finansial pas-pas an dan banyak anak, mencari solusi, mengambil keputusan dan berstrategi untuk mengusahakan pendidikan yang optimal bagi anak-anaknya.

Mungkin cerita dari orangtuanya dulu ya. Awalnya kisahnya begitu sempurna, tinggal di makassar, orangtua rudy adalah sepasang suami istri yang berasal dr keluarga terpandang, berpendidikan, dan ayah rudy adalah pejabat di jaman hindia belanda. Rudy bersekolah di sekolah indonesia hindia belanda. Orang tua rudy memiliki cita2 anak laki2 dr kel mereka kelak hrs jadi pemimpin. Keadaan berubah setelah pada usia belum smp, ayah rudy meninggal karena serangan jantung. Sebagai orang tua, tips yang bisa diambil dr decision yang diambil dr ibu Tuti Marini ibu Rudy adalah pada kondisi sulit mengambil keputusan terkait pendidikan harus sesuai kempuan, tdk hrs yg terbaik untuk semuanya, krn anaknya banyak... tapi ibu tuti melihat potensi dan mengutamakan anak laki2nya. Anak perempuan tetap sekolah meskipun bukan di sekolah terbaik.

Orang tua rudy jg tdk segan2 melakukan usaha ekstra demi biaya sekolah rudy di luar negeri. Rumah yang awalnya untuk kos, disulap menjadi hotel. Dalam buku ini dikisahkan jg pada bisnis, relationship sangat penting. Kos dan hotel sukses krn bu tuti memiliki jaringan pertemanan yang luas dan relationship yang baik.

Orang tua rudy pun layaknya orang tua jaman dahulu, ikut berperan dalam memilih jodoh. Konsisten pada tujuannya agar rudy menjadi pemimpin di indonesia, ibu tuti tidak mendukung bila rudy punya istri yang tidak bisa mengimbangi rudy, misalnya bukan org indonesia, atau tidak beragam islam, karena kelak tdk bisa mendukung rudy sbg istri seorang pemimpin indonesia.

Rudy juga meskipun kelak mjd intelektual dan sekaligus pemimpin, tapi masa mudanya jg sangat fun. Nonton, jalan2, main operet,dll. Jadi pesannya adalah sekolah harus serius, tapi fun tetap jalan.

Oya dan satu lagi d buku ini baru faham hubungan antara pendidikan dengan aktivitas politik negara. Dikisahkan rudy yang saat itu sedang mengerjakan salah satu proyek rahasia negara jerman sbg bahan tesis yaitu design kapal selam dengaj kemampuan khusus, tiba2 dihentikan di tengah jalannya proyek karena saat itu indonesia keluar dari NATO.

Akhir kata, sepertinya konsep harapan orang tua, seperti orang tua rudy yg mendoktrin anaknya untuk jadi pemimpin, harus lebih ditanamkan sejak anak masih kecil, bila sudah sepakat dgn konsep tsb, maka anak memiliki cita2 yang jelas dan aktivitasnya selalu terarah berjuang menggapai cita2nya.

Artikel lainnya :