Rabu, 29 Maret 2017

Book review month 5 : "Ini Lho KPR Syariah" by Ahmad Ifham

"Ini Lho KPR Syariah" by Ahmad Ifham


Selama tahun 2017 ini masih baca buku meskipun nggak kesampaian nulis resensinya.

Libur nyepi kali ini biar produktif coba nulis lagi. Kata Stephen Covey harus "Sharpen the saw" supaya gergaji kita nggak tumpul.

Seperti biasa, pertama yang dilihat pasti latar akademi penulisnya. Satu almamater sama saya, ilmu psikologi, hal seperti ini lah yang terkadang membangun optimisme saya, kuliah yang berbeda dengan pekerjaan kita justru bukan sebagai penghambat tapi malah memperkaya keilmuan kita.

Buku ini lebih kaya dari judulnya. Meskipun judulnya KPR Syariah, tapi begitu dibuka, di bagian awal merefresh lagi dari mana sih dana KPR bank syariah? Kita diajak berlogika, dan bisa menemukan dengan mudah benang merah perbedaan antara konsep konvensional dengan syariah. Dari harfiahnya saja, sumber dana konvensional adalah dari tabungan, simpanan, dana yang disimpan dan dijanjikan "manfaat" yang pasti, entah bagaimana caranya. Sedangkan syariah dananya adalah dari investasi shohibul maal a.k.a pemilik dana kepada mudharib a.k.a pengelola dana, sehingga akadnya disebut mudharabah. Bagaimana pengelola dana memutar uangnya? Dengan dagang, dagangnya bisa dengan skema murabahah a.k.a jual beli, atau syirkah a.k.a bekerjasama dalam pembelian suatu aset, dan memperoleh pendapatan dari menyewakan aset tersebut. Hasil dagang dalam bentuk selisih harga dari jual beli atau pendapatan sewa itulah yang selanjutnya di "bagi hasil"kan kepada para shohibul maal.

Di buku ini juga dijelaskan konsep bay' al 'inah, transaksi yang mengada-ada yang mendekati riba.
Konsep ta'widh atau denda yang tidak dilarang. Konsep wakalah, wa'ad atau janji, dan banyak lagi yang dijelaskan dalam contoh case yang mudah dicerna.

Namun ada kalanya saya perlu membaca beberapa case dengan diulanh dan diulang lagi supaya benar-benar faham. Di saat-saat tertentu saya sadar bahwa otak saya perlu berhenti sejenak untuk dikosongkan dulu sebelum diajak mencerna lagi. Kita sebagai manusia kadang terlalu sombong karena merasa ilmu kita sudah banyak, padahal justru kesombongan itulah yang menghalangi ilmu yang lain masuk ke otak kita.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam)” (HR Bukhari no. 2948 dan Muslim no. 1037)

Semoga kita semua selalu diberikan petunjuk oleh Allah untuk memahami agama Islam ini dan mengamalkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel lainnya :