Sabtu, 02 Juli 2016

H.i.j.r.a.h

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah: 218)

Hijrah secara umum artinya meninggalkan segala macam bentuk kemaksiatan dan kemungkaran, baik dalam perasaan (hati), perkataan dan perbuatan. Namun secara khusus adalah pindahnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan para sahabatnya dalam rangka menyelamatkan iman dan Islam serta membangun peradaban baru di tempat baru.

Makna Hijrah akan selalu hidup dalam diri orang-orang yang beriman. Hidup karena mereka selalu menghayati nilai-nilainya dan mengamalkan pesan-pesan moralnya.

Tahun 2016 ini adalah tahun ke-10 saya berkarya di bidang perbankan konvensional.

Sejak memulai berkarya di dunia perbankan, saya tidak pernah berhenti berikhtiar untuk pindah ke unit syariah, saya menjaga korespondensi dengan staff unit syariah dan teman-teman yang bekerja di bank syariah. Berkali-kali saya melakukan diskusi ataupun interview. Selain itu saya juga selalu berupaya untuk mengingat menyelipkan doa untuk bisa hijrah ke perbankan syariah di setiap sholat saya.

Selain menjaga korespondensi dengan staff, saya juga selalu mengupayakan untuk memberikan support maksimal pada bisnis syariah. Selama saya masih di unit konvensional, saya selalu meniatkan diri bahwa seluruh task yang saya lakukan adalah sebagai pembelajaran, bekal untuk kelak saya join sebagai syariah banker.

Tahun demi tahun berlalu dan tingkat demi tingkat jenjang karir saya pun bertumbuh. Saya semakin berfikir bahwa waktu saya semakin mepet. Semakin bertambah usia saya artinya semakin ke arah tidak produktif, dan semakin meningkat karir saya di konvensional maka semakin mahal "biaya" saya, 2 hal tersebut menurut saya berpotensi memperkecil peluang saya untuk join di syariah banking. Tanpa adanya experience bekerja di perbankan syariah, saya juga tidak yakin dapat menjalankan peran yang sama pada posisi middle management, itulah mengapa saya segera ingin join di perbankan syariah mumpung saya masih pada posisi staff biasa.

Dua tahun terakhir ikhtiar saya semakin saya tingkatkan. Saya coba memantaskan diri untuk merayu Allah dan meminta belas kasihNya. Saya coba tertibkan lagi puasa senin kamis, sholat duha, dan membaca 3 surat pilihan setiap hari yaitu Ar Rahman, Al Waqiah dan Al Mulk. Selain itu Allah memberi hidayah sehingga saya menyukai pakaian syar'i. Untuk sosial, saya coba istiqomah aktif pada majlis taklim ibu-ibu cluster, meskipun hanya sebatas bantu-bantu menginisiasi jadwal dan menyiapkan undangan.

Tahun 2015 adalah tahun yang cukup sulit untuk bisnis, di perusahaan saya khususnya. Target tidak achieve, dapat bonus atau tidak pun kami pasrah. Namun selama tahun tersebut saya berhasil meniatkan diri untuk menabung ONH secara rutin tiap bulan. Dan dengan niat yang kuat untuk menjadikan keinginan duniawi jadi yang ke sekian, serta dengan prinsip "kaya sebelum miskin dan sehat sebelum sakit", pada awal tahun 2016 ini saya (dan suami) mendaftar ibadah haji. Pada saat itulah keajaiban mulai terjadi.

Bila seorang hamba mendekat kepada-Ku (Allah) sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan bila dia mendekatiku dengan berjalan, maka Aku mendekatinya dengan berlari.“ (HR Bukhari)

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya (mencukupkan keperluannya)." (QS. Ath-Tholaq: 2-3)

Persis pada H-2 sebelum jadwal saya cuti untuk mendaftar haji ke Depag, tiba-tiba sebuah pesan masuk dari seorang kawan lama, menginformasikan bahwa ada salah satu bank syariah (bahkan Allah memberi lebih dari baik karena ini bukan sekedar unit usaha syariah) yang sedang mencari staff dengan spec yang saya miliki. Hari itu pun saya langsung mengirimkan CV via email sesuai alamat yang diinfo.

Malam harinya, saya diundang interview, besok. Namun karena saya sudah menjadwalkan cuti pada hari lusa-nya, saya menawarkan untuk interview sekaligus pada hari cuti tersebut. Alhamdulillah tawaran saya diterima. Maka setelah pagi hari ke Depag dan siang mengantar anak kegiatan sekolah, sore harinya saya memenuhi janji rangkaian interview saya yang pertama.

Alhamdulillah setelah beberapa interview lanjutan, pemenuhan dokumen dan beberapa proses, saya dinyatakan lolos untuk join di bank syariah tersebut.

Hijrah berawal dari suatu hidayah... setelah diberi kesempatan, hijrah menjadi sarat dengan amanah. Tujuan saya menulis kisah ini semoga tidak dianggap sebagai takabur... hanya sekedar berbagi, semoga dapat menginspirasi dan menambah motivasi... karena saya yakin sebagian dari teman-teman pasti juga sudah memiliki keinginan hijrah tapi belum diberikan kesempatan. Semoga tetap diberikan hidayah... tetap semangat.

Dan untuk yang sudah berhijrah seperti saya semoga dapat lebih memaknai hidup menjadi lebih nermanfaat dengan berdakwah, mengajak masyarakat ber-banking secara syariah dan yang paling utama selalu istiqomah... karena walaupun baru join seumur jagung sebagai praktisi perbankan syariah saya meyakini dengan pasti bahwa tidak mudah untuk bertahan di jalan dakwah.

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.” (At-Taubah: 111)

Tidak mudah untuk bertahan di jalan dakwah, karena itulah Allah swt telah menyiapkan balasan yang besar bagi siapa saja yang dengan tulus ikhlas tetap istiqamah berjuang dijalan Allah. Allah swt telah menyiapkan surga untuk mereka yang dengan ikhlas menginfaqkan harta dan jiwanya dijalan Allah.

Yang mesti kita pahami bersama, sejatinya ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah swt itu adalah proses “screening” yang dilakukan oleh Allah swt. Ujian dan cobaan adalah “seleksi” tersendiri yang dilakukan oleh Allah swt untuk melihat siapakah di antara hamba-Nya yang memiliki kualitas amal terbaik.  Dan di surat lain, Allah swt juga menegaskan bahwa ujian dan cobaan yang diberikan itu untuk membuktikan keimanan seseorang.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al-Baqarah: 214)

Penutup :
Hijrah saya pun ternyata juga secara harfiah, yaitu berpindah lokasi kantor, yang mengharuskan saya berpindah moda transportasi dari kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum, resmilah saya bergabung menjadi 'roker' rombongan kereta :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel lainnya :