Jangan menyerah untuk 'Laylat al-Qadr'...
by Marina Gardenia on Wednesday, August 25, 2010 at 6:19pm
Assalammualaikum...
Mumpung masih ada waktu untuk selalu ber KAIZEN terhadap ibadah kita di bulan ramadhan ini...
Semoga kita termasuk yang dapat 'menemukan' malam mulia itu. Wa Allah A‘lam...
Wassalammualaikum...
Laylat al-Qadr (Arabic: لیلة القدر) (also known as Shab-e-Qadr), the Night of Power, the Night of Decree or Night of Measures, is the anniversary of two very important dates in Islam that occurred in the month of Ramadan. "Qadr" is Arabic for power / ability. It is the anniversary of the night Muslims believe the first verses of the Quran were revealed to the Islamic prophet Muhammad.
source : wikipedia
- - -
Jakarta - Tanya:
Konon Imam Ghazali dalam kitabnya 'Ihya Ulumudin' menyatakan bahwa malam lailatul qodar hanya akan diperoleh mereka-mereka yang 'benar' puasanya. Pertanyaannya, apakah mereka-mereka yang kualitas puasanya hanya setingkat 'menahan lapar dan dahaga' tidak akan mendapat malam mulia itu meski dia begadang semalam suntuk pada malam-malam ganjil di sepuluh akhir bulan Ramadan? Terimakasih.
(Isma Soetjahjo, kimonsoetjahjo@yahoo.com)
Jawab:
Lailat-u al-Qadr dapat diperoleh dengan cara (atau oleh mereka yang) giat mendekatkan diri kepada Allah dengan aneka kebajikan. Kebajikan dimaksud bukan sekadar ibadah ritual atau membaca ayat-ayat al-Qur'an dan beri'tikaf, tetapi aneka kebajikan sosial, upaya menambah pengetahuan yang bermanfaat, serta menghiasi diri dengan akhlak mulia sambil membersihkan jiwa dari segala macam penyakit kejiwaan, seperti angkuh, iri hati, riya dan sebagainya. Ibadah-ibadah yang dilakukakan secara tulus dan ikhlas akan dapat berbekas dalam jiwa sehingga pada akhirnya ia mendapatkan kedamaian, ketenangan, lalu mengubah secara total sikap hidupnya.
Boleh jadi yang bersangkutan sebelum ini, masih sering melakukan pelanggaran kecil atau besar, tetapi sebagaimana kita ketahui, seringkali ada saat-saat tertentu di mana timbul kesadaran di dalam hati, kesadaran akan dosa dan kelemahan manusia di hadapan Allah, sehingga mengantar seseorang untuk mendekat kepada-Nya sambil menginsafi kesalahannya. Kesadaran dan keinsafan itulah yang mengubah sikapnya 180 derajat.
Kesadaran semacam itu bila dirasakan seseorang, maka itulah bukti bahwa ia telah mendapatkan Lailat-u al-Qadr itu. Kesadaran ini, memang dapat muncul kapan saja, tetapi pada malam-malam Ramadhan —khususnya pada akhir bulan Ramdhan— kesempatan untuk mendapatkannya sangat besar bagi mereka yang mengasah dan mengasuh jiwanya sejak awal Ramadhan, apalagi Allah sendiri telah menetapkan salah satu malam dalam bulan itu untuk tujuan tersebut.
Seperti Anda ketahui pada malam Lailat-u al-Qadr malaikat turun. Malaikat adalah makhluk Allah yang selalu berbuat kebajikan. Siapa yang ditemani malaikat, maka tentulah ia akan terus terdorong untuk melakukan kebajikan. Demikian, dan semoga kita dapat 'menemukan' malam mulia itui. Wa Allah A‘lam.
(M Quraish Shihab, Dewan Pakar Pusat Studi al-Qur'an)
(Qur'an and Answer merupakan kerjasama dengan www.alifmagz.com)
( nvt / nvt )
source : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar